Berbagai
Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Dosen pengampu:
Arif Rahman
Hakim, M.Pd
Disusun oleh:
Kelompok: 2
1.
Neni
Puji Lestari : 210314230
2.
Ahmad
Fawaid :210314239
3.
Siti
Kasanah :
210314247
4.
Achmad
Qolik Khoirudin : 210314256
5.
Siti
Solekah :
210314265
TB.G/PAI/
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur
kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang kami berijudul “Berbagai Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas”. Shalawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Beliau yang
telah menuntun kami beserta umatnya dari zaman jahiliyah menuju ke zaman terang
benderang seperti saat ini.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada bapak Arif Rahman Hakim, selaku dosen
sekaligus pembimbing mata kuliah pengelolaan kelas, yang telah membimbing kami
dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman serta pihak-pihak yang telah mendukung kami
untuk menyelesaikan makalah ini.
Menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekeliruan dan
kekurangan. Karena itu, kami berharap para pembaca dan seluruh pihak dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penyusunan makalah
selanjutnya.
Dan harapan
kami semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Ponorogo, 18 Oktober 2016
Tim penyusun
i
DAFTAR IS1
I
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah........................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.................................................................................... 1
C.
Tujuan
…………………………………………………………………. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
pendekatan ………………………………………………… 2
B.
Berbagai
pendekatan pembelajaran PAI ………………………………. 2
1.
Pendekatan
rasional………………………………………………... 2
afaddress.blogspot.com/pendekatan-pengelolaan-kelas.com
2.
Pendekatan
emosional …………………………………………….. 4
3.
Pendekatan
fungsional …………………………………………….. 5
4.
Pendekatan
induksi-deduksi ………………………………………. 6
5.
Pendekatan
sosio-kultural …………………………………………. 7
BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN…………………………………………………………….. 11
SARAN…………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Managemen atau yang akrab kita dengar adalah pengelolaan, merupakan
salah satu hal yang sangat penting untuk diimplementasikan dalam kegiatan di
dalam kelas. Managemen sendiri tidak hanya difokuskan pada tingkat efektifitas
dan efisiensi proses pembelajaran melalui pengoptimalan fungsi kelas, namun
lebih dari itu, manajemen di dalam kelas merupakan respon terhadap semakin
meningkatnya tuntutan peningkatan kualitas pendidikan yang dimulai dari ruang
kelas. Di dalam kelas guru dituntut untuk mampu menghasilkan peserta didik yang
utuh, sesuai dengan fungsi pendidikan dan undang-undang sistem pendidikan
nasional, yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak, mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan semua tujuan tersebut kiranya perlu pemahaman berkaitan dengan
berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas, dengan mem pelajari materi
tersebut guru akan lebih mudah mengelola kelas dengan baik. Maka dari itu,
pemakalah mencoba menyajikan materi tersebut seringkas ringkas mungkin agar
mudah difahami. Dengan sebuah judul “Berbagai Pendekatan dalam Pengelolaan
Kelas”
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pendekatan dalam pengelolaan kelas?
2. Apa
saja pendekatan pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas?
C.
Tujuan
1.
Mendiskripsikan
pengertian pendekatan dalam pengelolaan kelas.
2.
Mendiskripsikan
pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas.
Pendekatan secara bahasa berasal dari kata dekat yang berarti
pendek, tidak jauh, hampir, akrab, dan menjelang. Sementara pendekatan secara
bahasa dapat diartikan sebagai proses atau cara perbuatan mendekati.[1]
Sedangkan pendekatan menurut istilah adalah pendekatan bersifat aksiomatis
dan menyatakan suatu pendirian, filsafat, keyakinan, atau paradigma terhadap subject
matter. Jadi pendekatan dalam menajemen kelas dapat diartikan sebagai cara
pandang seorang guru dalam kegiatan pengelolaan kelas.[2]
Pengertian pendekatan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
1.
Gulo
(2008: 4), pendekatan adalah titik tolak atau pandang dalam memandang seluruh
masalah yang ada dalam program belajar mengajar. Sudut pandang tertentu
tersebut menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang guru dalam menyelesaikan
persoalan yang dihadapi.
2.
Sanjaya
(2008: 127), pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran.
3.
Burden,
P.R. (1999), menyatakan bahwa pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang
melibatkan para guru dan siswa mereka untuk membangun mencapai tujuan dengan
informasi mereka telah didapat secara aktif, mealui kegiatan dan keikut
sertaannya.
4.
Suparno
(2007), pendekatan adalah tata cara pembelajaran yang melibatkan para guru dan
siswa mereka untuk membangun mencapai tujuan dengan infomasi mereka telah
didapat secara aktif, melalui kegiatan dan keikut sertaannya.[3]
Dari pemaparan diatas dapat
disimpulkan, pendekatan adalah titik tolak atau cara pandang seorang guru
terhadap proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dengan informasi yang telah
didapat secara aktif, melalui kegiatan dan keikut sertaan. Sehingga pendekatan
pengeloaan kelas dapat diartikan sudut pandang seorang guru dalam kegiatan
pengelolaan kelas.
B.
Pendekatan Yang Digunakan Dalam Pengelolaan Kelas.
Berbagai macam pendekatan dalam manajemen
kelas dapat dipelajari melalui berbagai sumber. Setidaknya ada Sembilan pendekatan
yang terdapat dalam manajemen kelas.
1.
Pendekatan
Kekuasaan
Kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyuruh,
memerintah, mengatur, menguasi dan sebagainya. Dalam konteks manajemen kelas,
kekuasaan tersebut terwujud melalui keemampuan guru dalam mengatur peserta
didik untuk taat dan patuh terhadap norma atau aturan-aturan yang terdapat di
dalam kelas.
Dalam penerapan
pendekatan kekuasaan ini guru sebagai seorang manajer kelas memiliki dua peran.
Pertama, berperan sebagai pengontrol (controller). Kedua, berperan
sebagai pembimbing (konselor). Sebagai pengontrol, guru memiliki kekuasaan
untuk melakukan pengawasan terhadap perilaku peserta didik di dalam kelas. Jika
peserta didik berperilaku sesuai dengan aturan-aturan di kelas, guru berkuasa
untuk memberikan penghargaan kepadanya. Tetapi sebaliknya, jika guru mendapati
ada perilaku peserta didik yang melanggar aturan-aturan kelas, dengan kekuasaan
guru dapat membimbingnya agar si peserta didik tidak mengulanginnya.
2.
Pendekatan
Ancaman
Ancaman berarti
perbuatan mengancam. Dalam konteks manajemen kelas, pendekatan ancaman dapat
didefinisikan sebagai cara pandang guru bahwa perbuatan mengancam dapat
dijadikan sebagai metode atau cara untuk menciptakan kelas yang kondusif.
Pendekatan ancaman ini dapat digunakan oleh guru jika kondisi kelas benar-benar
sudah tidak dikendalikan lagi.
Memang benar,
diakui ataupun tidak ancaman dapat digunakan oleh guru untuk mengendalikan
kelas, tetapi sebagai sebuah perbuatan yang berstigma negatif, sebaiknya penggunaan
ancaman dihindari. Jika memang seorang guru dengan terpaksa melakukan
pendekatan ancaman kepada peserta didiknya yang berperilaku kurang sesuai
dengan yang diharapkan, ancaman tersebut harus dilakukan secara wajar dan
jangan sampai melukai hati peserta didik.
3.
Pendekatan
Kebebasan
Bebas berarti
lepas sama sekali, tidak terhalang, terganggu dan sebagainya sehingga dapat
bergerak dan berbicara dengan leluasa. Sementara kebebasan dapat diartikan
sebagai keadaan bebas. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pendekatan
kebebasan dapat didefinisikan sebagai cara pandang guru yang menyatakan bahwa
kondisi kelas yang kondusif dapat dicapai jika guru sebagai seorang manajer di
kelas memberikan keleluasaan kepada semua peserta didiknya untuk bergerak bebas
di dalam kelas.
Dalam
pendekatan pembebasan ini, guru membantu peserta didiknya agar mereka dapat
bebas bergerak mengerjakan sesuatu di dalam kelas, tetapi seorang guru harus
mampu mengendalikan perilaku peserta didik dengan memegang batasan-batasan
kebebasan. Jika guru merasa hal itu tidak dapat dilakukan, sebaiknya pendekatan
kebebasan ini tidak diterapkan.[4]
Apabila
diterapkanpun berikut batas-batas mengenai pendekatan kebebasan:
a.
Peserta
didik dapat bergerak bebas melakukan berbagai kegiatan didalam kelas yang
terkait dengan kegiatan belajar atau pengalaman belajar yang diekspektasikan
guru.
b.
Peserta
didik diperbolehkan melakukan apa saja didalam kelas selama apa yang
dilakukannya didalam kelas tidak menyimpang atau pun melanggar peraturan kelas
yang sudah disepakati bersama.
c.
Peserta
didik boleh berekspresi dengan cara apapun dalam menerima materi pelajaran dari
guru. Selama ekspresi tersebut tidak mengganggu teman dalam kelasnya dan juga
keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dalam kelas.[5]
Dalam hal ini guru harus mampu mengendalikan perilaku peserta didik
dengan memegang teguh batasan-batasan kebebasan tersebut.
4.
Pendekatan
Resep
Resep dapat diartikan sebagai keterangan dokter tentang obat serta
takarannya. Kemudian, jika dikaitkan dengan makanan, resep dapat diartikan
sebagai keterangan tentang bahan dan cara memasak makanan. Jadi dalam konteks
manajemen kelas, resep dapat diartikan sebagai keterangan tentang cara
bagaimana mengelola suatu kelas. Resep tersebut terwujud dalam berbagai
aturan-aturan kelas yang dibuat dan disepakati secra bersama-sama. Dengan
demikian, pendekatan resep dapat diartikan sebagai cara pandang guru yang
berasumsi bahwa kelas dapat dikelola dengan baik melalui pembuatan dan
penerapan aturan kelas.[6]
5.
Pendekaan Pengajaran
Pengajaran dapat diartikan sebagai proses, cara, perbuatan mengajar
atau mengajarkan. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pendekatan pengajaran
dapat diartikan sebagai cara pandang yang beranggapan bahwa kelas yang kondusif
dapat dicapai dengan kegiatan mengajar itu sendiri. Dalam konteks manajemen
kelas, perencanaan pengajaran ini memiliki empat fungsi:
a.
Perencanaan
pengajaran dapat dijadikan media untuk menemukan dan memecahkan masalah belajar
di dalam kelas.
b.
Perencanaan
pengajaran dapat mengarahkan kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di
dalam kelas.
c.
Perencanaan
pengajaran dapat dijadikan dasar dalam memanfaatkan berbagai sarana belajar di
kelas.
d.
Perencanaan
pengajaran dapat dijadikan sebagai barometer untuk mengukur dan meramalkan
hasil kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai.[7]
6.
Pendekatan
Perubahan Perilaku.
Pendekatan perubahan perilaku ini dapat disinonimkan dengan behavior modification. Perilaku sendiri
dapat diartikan sebagai tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau
lingkungan. Dalam konteks manajemen kelas, pendekatan perubahan perilaku dapat
diartikan sebagi cara pandang guru yang menyatakan bahwa perilaku peserta didik
yang negatif harus diubah agar tercipta kondisi kelas yang kondusif.
Dalam pendekatan perubahan perilaku ini, untuk membina perilaku
peserta didik yang dikehendaki, seorang guru sebagai manajer kelas dituntut
untuk memberikan penguatan positif atau memberi dorongan positif sebagai
hukuman dan guru juga dituntut untuk memberikan negatif, yakni menghilangkan hukuman
atau stimulus negatif.[8]
Penguatan ini sendiri ada dua macam yakitu:
a.
Penguatan
primer (primary or unconditioned reinforces) yang menjadi penguatan
tanpa dipelajari seperti makanan, air, kehangatan badaniah, dsb.
b.
Penguatan
sekunder (secondary or conditioned reinforcers) yang menjadi penguat
dari hasil proses belajar. Penguatan sekunder ada yang dinamakan penguatan
sosial (perhatian, pujian), penguatan simbolik (nilai, pujian, atau tanda-tanda
penghargaan lainnya), penguatan dalam bentuk kegiatan (permainan, kuis).
Dari segi waktu
pemberiannya penguatan dibedakan:
1.
Penguatan
yang diberikan secara terus-menerus (diberikan setiap kali terjadi penguatan
terjadi perbuatan “baik”)
2.
Penguatan
dalam jangka waktu tertentu (setiap sekian kali perbuatan “baik” terjadi).
Misalnya setiap tiga kali peserta didik datang ke sekolah dengan kuku bersih.
Makna penguatan sangat tergantung pada si pemberi dan si penerima
secara unik.
Hukuman merupakan sarana pengelolaan kelas yang kontroversial.
Hukuman merupakan alat yang efektif untuk segera menghentikan tingkah laku yang
tidak dikehendaki di samping sekaligus bisa merupakan suri tauladan bagi
peserta didik lain karena secara tegas mendefinisikan tingkah laku yang tidak
dikehendaki, namun efek sampingnya serius. Misalnya hubungan pribadi antara
guru (penghukum) dan peserta didik (terhukum) dapat terganggu, peserta didik
(terhukum dan juga yang lain) mungkin menggeneralisasikan tingkah laku yang dihukum, misalnya peserta didik kapok
mengemukakan pendapat atau peserta didik yang dihukum justru menjadi “pahlawan”
dimata kawan-kawan.[9]
Beberapa pandangan mengenai hukuman:
a.
Panggunaan
hukuman itu hendak lah sama sekali dihindarkan karena penanggulangan terhadap
tingkah laku siswa yang menyimpang dapat dilakukan dengan cara lain yang tidak
perlu menimbulkan akibat sampingan sebagaimana dapat ditimbulkan dari hukuman.
b.
Penggunaan
hukuman secara tepat adalah amat efektif untuk mengurangi atau menghilangkan
tingkah laku siswa yang menyimpang.
c.
Penggunaan
hukuman secara bijak sana terhadap hal-hal tertentu secara terbatas dapat
menimbulkan akibat yang baik secara cepat, tetapi guru harus berhati-hati
mencatat akibat-akibat sampingan dari hukuman itu. Adapun keuntungannya:
1.
Hukuman
dapat menghentikan dengan segera tingkah laku siswa yang menyimpang dan dapat
mencegah berulangnya kembali tingkah laku itu dalam waktu yang cukup lama.
2.
Hukuman
berfungsi sebagai pemberi petunjuk kepada siswa dengan pernyataan bahwa siswa
dibantu untuk segera mengetahui tingkah laku mana yang dapat diterima.
3.
Hukuman
berfungsi sebagai pengajaran bagi siswa siswi lain dengan kenyataan bahwa
hukuman itu mungkin mengurangi kemungkinan siswa-siswi lain meniru tingkah laku
yang mendapat hukuman itu.
Adapun kerugiannya:
1.
Hukuman
dapat ditafsirkan salah.
2.
Hukuman
dapat menyebabkan siswa yang bersangkutan menarik diri sama sekali.
3.
Hukuman
dapat menyebabkan siswa agresif.
4.
Hukuman
dapat menimbulkan reaksi negatif dari kawan-kawan siswa yang bersangkutan.
5.
Hukuman
dapat menimbulkan sikap negatif pada diri sendiri atau terhadap suasana diluar
dirinya (Direktorat Pendidikan Tinggi, 1993).[10]
Dari pemaparan diatas hukuman
mempunyai dampak negatif dan positif, sehingga seorang guru harus
mempertimbangkan hukuman apa yang dapat meminimalisir dampak negatif seperti
yang dipaparkan diatas, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif
dan efisien guna mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.
7.
Pendekatan
Sosio-Emosional
Dalam pendekatan sosio-emosional ini manajemen kelas merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan iklim sosio-emosional yang
positif dalam kelas. Jadi dalam konteks manajemen kelas, pendekatan ini dapat
diartikan sebagai cara pandang yang menganggap bahwa kelas yang kondusif dapat
dicapai dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara guru dengan peserta
didik serta antar peserta didik.
Pendekatan sosio-emosional ini mendasarkan pada asumsi sebagai
berikut:
a.
Kegiatan
pengajaran yang efektif mensyaratkan adanya kondisi sosio-emosional yang baik
atau adanya jalinan hubungan interpersonal yang baik diantara pihak yang
terlibat dengan pengajaran itu.
b.
Guru
menjadi kunci utama dalam pembentukan kondisi sosio-emosional yang sehat.
8.
Pendekatan
Kerja Kelompok
Menurut pendekatan ini, pengelolaan kelas diartikan sebagai suatu
proses menciptakan kelas sebagai suatu sistem sosial dan proses kelompok
merupakan yang paling utama. Jadi pendekatan kerja kelompok merupakan cara
pandang seorang yang menyatakan bahwa pengelompokan peserta didik kedalam
beberapa kelompok dapat dijadikan sebagai alternatif dalam menciptakan kelas
yang kondusit. Kegiatan yang sering dilakukan untuk menerapkan pendekatan kerja
kelompok ini adalah resitasi, yaitu memberikan tugas kepada peserta didik
secara berkelompok.[11]
Menurut Conny Semiawan dkk (1985: 67), pengelompokan anak didik dirumuskan sebagai berikut:
a.
Pengelompokan
menurut kesenangan berkawan.
Pada kelompokan
ini anak didik dibagi dalam beberapa kelompok atas dasar perkawanan atau
kesenangan bergaul diantara mereka.
b.
Pengelompokan
menurut kemampuan.
Kenyataan
menunjukkan dalam mempelajari sesuatu ada anak didik yang pandai, sedang,
lambat. Untuk memudahkan pelayanan guru, anak didik dikelompokkan kelompok
cerdas, sedang, dan lambat.
c.
Pengelompokan
menurut minat.
Ada anak didik
yang senangan menulis, sedang yang lainnya senang matematika, ilmu sosial, ilmu
pendidikan alam. Anak didik yang berniat melakukan kegiatan belajar yang sama
dikelompokkan, pada situasi seperti ini guru perlu terus-menerus mengamati anak
didik disamping itu guru perlu memberi dorongan kepada anak didik untuk
berpindah dari satu kegiatan kegiatan yang lain. Adapun pola dalam membentuk
kelompok-kelompok dapat dilakukan dengan cara berikut:
1.
Pembentukan
kelompok diserahkan kepada anak didik.
2.
Pembentukan
kelompok diatur oleh guru sendiri.
3.
Pembentukan
kelompok diatur oleh guru atau usul anak didik.[12]
9.
Pendekatan
Elektik dan Pluralistik
Pada pendekatan elektrik atau pluralistik,
pengelolaan kelas dilakukan dengan menggunakan berbagai macam pendekatan yang
dilakukan. Jadi, dalam konteks manajemen kelas, pandangan elekstrik atau
pluralisme dapat didefinisikan sebagai cara pandang seseorang guru beranggapan
bahwa guru dapat memilih dan memadukan berbagai pendekatan. Setidaknya ada dua
syarat yang harus dipenuhi oleh guru sebagai manajer kelas dalam menerapkan
pendekatan ini.
a.
Guru
harus mengusai pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas.
b.
Guru
dapat memilih pendekatan yang tepat dan menerapkannya sesuia dengan masalah
manajemen kelas yang sedang dihadapinya.[13]
Didalam
redaksi lain menambahkan pendekatan teknologi dan informasi, sehingga tidak
hanya Sembilan pendekatan saja melainkan sepuluh pendekatan. Penjelasannya
sebagai berikut:
Pendekatan teknologi dan informasi. Pendekatan teknologi dan
informasi dalam manajemen kelas berasumsi bahwa pembelajaran tidak cukup hanya
dengan kegiatan ceramah dan transfer pengetahuan, bahwa pembelajaran yang
modern perlu memanfaatkan teknologi dan informasi dalam kelas. Pembelajaran
dengan memanfaatkan teknologi sangat dibutuhkan oleh peserta didik sesuai
dengan perkembangan jaman. Pemanfaatan teknologi dan informasi adalah basis
dalam pengembangan pembelajaran di dalam kelas, baik dalam pengaturan kelas
dengan alat teknologi tersebut (praktik), maupun kelas yang diatur dengan alat
teknologi yang memungkinkan peserta didik dapat mempelajari apa yang
diinginkannya dengan bantuan alat teknologi tersebut.
Teknologi tidak terpaku pada
pembelajaran komputer dan informasi tidak hanya terfokus pada ternologi
komputer saja. Terdapat berbagai alat lainnya yang juga bisa dimanfaatkan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, misalnnya teknologi telepon, faksimile,
video berteknologi tinggi dann berbagai alat lainnya. Seorang guru perlu
memahami bahwa teknologi dapat menyediakan informasi, membangun pengetahuan dan
keterampilan peserta didik, serta menyediakan akses sumber belajar lainnya.
Guru berkepentingan untuk memilih dan menentukan teknologi dan informasi apa
yang dibutuhkan terutama kaitannya dengan kepentingan spesifikasi kegiatan
belajar yang harus dilakukan oleh peserta didik serta hasil yang ingin dicapai.
Pembelajaran berbasis teknologi dan informasi akan mempermudah proses
pembelajaran.[14]
Ini lah beberapa
pendekatan dalam pengelolaan kelas.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pendekatan
pengeloaan kelas dapat diartikan sudut pandang seorang guru dalam kegiatan
pengelolaan kelas.
Pendekatan
pengelolaan kelas sebagai berikut:
a.
Pendekatan
kekuasaan
b. Pendekatan ancaman
c. Pendekatan kebebasan
d. Pendekatan resep.
e. Pendekatan pengajaran
f. Pendekatan perubahan perilaku.
g. Pendekatan sosio- emosional
h. Pendekatan kerja kelompok
i.
Pendekatan
elektrik dan pluralistic
j.
Pendekatan
teknologi dan informasi.
[1] Hasan Alwi
dkk, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), 246.
[2] Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan plikasi untuk
Menciptakan Kelas yang Kondusif (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media), 105.
[3] Jamil
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori & Aplikasi (Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media, 2013), 145-146.
[4] Ibid,
106-110.
[5] Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,,
110.
[6] Ibid,
110-112.
[7]Suwardi, Manajemen Pembelajaran Mencipta Guru Kreatif
dan Berkompetensi (Surabaya: JP Book, 2007), 31.
[8] Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,,
115-123
[9] Ahmad Rohani, Pengelolaan
Pengajaran Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), 171.
[10] Mulyadi, Classroom
Management (Malang: Aditya Media, 2009), 40-42.
[11] Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,,
115-122
[12] Syaiful Bahri
Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Educative (Jakarta: PT.
Reneka Cipta, 2010), 180-182.
[13] Novan Ardy W, Manajemen Kelas Teori dan Aplikasi untuk ,,,
122-123.
[14] Evis Karwati,
dan Donni Juni Priansa, Manajemen Kelas classroom management (Bandung:
Alfabeta, 2014), 15-16.
