Bimbingan Dan Konseling Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Kapita Selekta Pendidikan Islam”
Dosen Pengampu:
Arif Syaifudin M. Pd. I
Di Susun Oleh:
Achmad Qolik Khoirudin (210314256)
Fakultas Tarbiyah
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Negeri ( IAIN ) Ponorogo
November 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah tuhan seru
sekalian alam, sholawat serta salam semoga selalu senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, yang dengan ihlasnya membimbing umatnya melaui pengajaran,
pembiasaan dan memberikan contoh yang mulia, yang bertujuan menanamkan akhlakul
karimah, taat pada agama dan para pemimpin-pemimpinnya. Pendidikan merupakan
peran paling penting dalam membentuk karakter dalam kehidupan di dunia. pendidikan
di sebuah lembaga, baik lembaga islam maupun umum, pasti akan ada masalah atau
problematika yang di situ tidak mudah dalam menyelesaikan. Maka dalam makalah
ini sedikit di jelaskan agar permasalahan atau problema dalam lembaga pendidikan
islam dapat di jumpai jalan keluar dengan baik, yaitu dengan adanya bimbingan
dan konseling dan selanjutnya terwujud lembaga pendidikan islam maupun umum
yang mampu mencetak generasi yang berpotensi, berguna bagi nusa dan bangsa.
A.
Latar
Belakang
Keberadaan bimbingan dan konseling
dalam system pendidikan di Indonesia dijalani melalui proses yang panjang
kurang lebih 40 tahun yang lalu. Bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan
baik umum maupun islam sama- sama mengembangkan dan memfasilitasi peserta didik
agar dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya yang meliputi aspek
fisik, emosi, sosial, dan moral sepiritual. Bimbingan dan konseling sangat di
butuhkan dalam lembaga pendidikan islam maupun umum, di maksud agar peserta
didik mengetahui batasan- batasan dan apa yang harus di jalankan pada taraf
usianya. Selai itu juga, peran bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan
islam ber orentasi kepada peserta didik agar dalam system pendidikan dalam
lembaga pendidikan tersebut dapat mencegah sekaligus mengobati berbagai kendala
yang ada.
Dalam makalah ini,
akan dijelaskan secara singkat mengenai bimbingan konseling dalam lembaga
pendidikan islam dan program-program bimbingan dan konseling di lembaga
pendidikan islam maupun umum.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam?
2.
Bagaimana
orentasi bimbingan konseling dalam pendidikan islam?
3.
Bagaimana
program-program bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam?
2.
Mengetahui
orentasi bimbingan konseling dalam pendidikan islam?
3.
Mengetahui
program-program bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Bimbingan Konseling Dalam Lembaga Pendidikan Islam.
1.
Pengertian Bimbingan.
Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu
secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh para ahli yang telah
mendapat latihan khusus untuk itu, di maksudkan agar individu dapat memahami
dirinnya, lingkungannya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri
dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinnya secara optimal
untuk kesejahteraan dirinnya dan kesejahteraan masyarakat. Atau bimbingan dapat
diartikan sebagai pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu atau
kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi,
sosial, belajar, karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung
atas dasar norma-norma yang berlaku.
2.
Pengertian Konseling
Istilah konseling berasal dari Bahasa Inggris “to counsel”
yang secara etimologi adalah “to give advice” (Hornby: 1958: 246), atau
memberi saran dan nasihat.[1]
Selain itu bimbingan dan konseling merupakan upaya dalam kegiatan dimana semua
fakta dikumpulkan dan semua pengalaman individu difokuskan pada masalah
tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, .dimana ia dibri bantuan
pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah tersebut.[2]
Menurut Prayitno dan Erman Amti, konseling adalah proses pemberian bantuan
yang dilakukan dengan wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang mengalami masalah yang bermuara pada teratasinnya masalah yang
dihadapi klien.
Menurut Winkel (2005: 34) konseling adalah sebagai rangkaian
kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/ klien secara
tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri
terhadap berbagai masalah atau persoalan kusus.
Menurut Mc Lean, Shertzer dan Stone, 1974, konseling adalah proses
yang terjadi dalam hubungan tatap muka antar seseorang individu yang terganggu
oleh masalah-masalah yang tidak dapat diatasinnya sendiri dengan seorang
petugas yang professional, yaitu orang-orang yang terlatih dan berpengalaman
membantu orang lain mencapai pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi.[3]
Dari pengertian di atas bahwa bimbingan dan konseling adalah usaha
membantu klien dalam memecahkan masalah secara berkrlanjutan dan dilakukan
dengan wawancara kepada individu atau kelompok dimaksud agar klien dapat
mencari jalan keluar dan dapat mengembangkan potensi dirinya agar berguna bagi
nusa dan bangsa.
3.
Peran bimbingan konseling dalam pendidikan Islam
Sekolah atau lembaga pendidikan, sebagai telah diketahui bertujuan
untuk mempersiapkan dan menghasilkan tenaga untuk mengisi formasi-formasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat atau pemerintah . Hal ini berarti bahwa tamatan
suatu sekolah atau lembaga pendidikan tertentu diharapkan menjadi manusia
Indonesia yang memiliki kualifikasi ahli baik secara akademis maupun profesional.
Potensi religious yaitu seperangkat kemampuan untuk mengendalikan
diri agar tidak melanggar perintah Allah.[4]
Artinnya Setatus manusia sebagai hamba Allah yang harus selalu tunduk dan patuh
kepada-Nya. Ada perintah dan larangan yang harus dipatuhi oleh semua manusia
sepanjang hidupnya, dan pada saatnya akan diminta tanggung jawab oleh Allah
tentang apa yang pernah dilakukan selama hidup di dunia.[5] Dalam
lembaga pendidikan islam pun sudah berjalan bimbingan dan konseling yang demikian.
Guna membekali dan menyiapkan peserta didik untuk siap mengembangkan potensi
dirinya dan lingkungannya.
4.
Fungsi bimbingan dan konseling dalam pendidikan
Fungsi bimbingan dan konseling sangatlah penting dilembaga-lembaga
pendidikan karena banyak manfaat dan fungsi yang dapat dirasakan oleh semua
pihak. Tidak hannya oleh guru saja, namun bagi seluruh anggota sekolah.[6]
Beberapa fungsi bimbingan dan konseling antara lain:
a.
fungsi
pemahaman.
fungsi
pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki
pemahaman terhadap dirinnya (konseli) dan lingkungan (pendidikan, pekerjaan,
dan norma agama). Berdasarkan pemahaman konseli diharapkan mampu
mengembangankan potensi dirinnya secara optimal dan mennyesuaikan dirinya
dengan lingkungan secara dinamis dan konstruksif.
b.
Fungsi
fasilitasi.
Memberikan
kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, serasi, selaras, dan seimbangan seluruh aspek dalam diri konseli.
c.
Fungsi
penyesuaian
Fungsi
penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat mennyesuaikan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
d.
Fungsi
penyaluran.
Fungsi
penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakulikuler, jurusan,/ program studi, dan memantapkan penguasaan
kalir yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri kepribadian
lainnya.
e.
Fungsi
adaptaasi
Fungsi
adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala sekolah,
konselor, dan tutor untuk mennyesuaikan program pendidikan terhadap latar
belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
f.
Fungsi
pencegahan/ prefentif
Fungsi
pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya supaya tidak dialami oleh konseli.
g.
Fungsi
perbaikan
Fungsi
perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak
(berkehendak).
h.
Fungsi
penyembuhan
Fungsi
penyembuhan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi
ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah
mengalami masalah, baik menyangkut aspek sosial pribadi, belajar, dan karir.
i.
Fungsi
pemeliharaan
Fungsi
pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli
supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah
tercapai dalam bimbingan.
j.
Fungsli
pengembangan.
Fungsi
pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih pro
aktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang memfasilitasi perkembangan
konseli.[7]
B.
Orentasi
bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam.
Orentasi
yang dimaksud disini ialah pusat perhatian atau titik berat pandangan.
Misalnnya, seseorang yang berorentasi ekonomi dalam pergaulan, maka ia akan
menitik beratkan pandangan atau
memusatkan perhatiannya pada perhitungan untung dan rugi yang dapat di
timbulkan oleh pergaulan yang ia adakan dengan orang orang lain, sedangkan
orang yang berorentasi agama akan melihat pergaulan itu sebagai lapangan tempat
dilangsungkannya ibadah menurut ajaran agama.
Adapun orentasi
di madrasah atau sekolah umumnnya dan lembaga pendidikan islam kususnya adalah
sebagai berikut:
a.
Orentasi perseorangan.
Orentasi perseorangan ialah bimbingan dan konseling menghendaki
agar konselor menitik beratkan pandangan pada siswa secara individual. Satu
persatu siswa perlu mendapat perhatian. Pemahaman konselor yang baik terhadap
keseluruhan siswa sebagai kelompok dalam kelas itu juga penting, tetapi arah
pelayanan dan kegiatan bimbingan di tujukan kepada maasing-masing siswa.
Kondisi keseluruhan siswa itu merupakan konfigurasi ( bentuk keseluruhan ) yang
dampak positif dan negatifnnya terhadap siswa secara individual harus
diperhitungkan. Pelayanan bimbingan dan konseling yang berorentasikan kepada
individu itu sama sekali tidak boleh menyimpang ataupun bertentangan dengan
nilai-nilai yang berkembang di dalam kelompok sepanjang nilai- nilai itu sesuai
dengan norma-norma umum yang berlaku.
Sejumlah kaidah yang berkaitan dengan orentasi perorangan
dalam bimbingan dan konseling dapat di catat sebagai berikut:
1.
Semua
kegiatan yang di selenggarakan dalam rangka melayani bimbingan dan konseling di
arahkan bagi peningkatan perwujudan diri sendiri setiap individu yang menjadi
sasaran layanan.
2.
Pelayanan
bimbingan dan konseling meliputi kegiatan berkenaan dengan individu untuk
memahami kebutuhan-kebutuhannya, motivasi-motivasinnya, dan kemampuan-kemampuan
potensialnnya, yang semuannya unik, serta untuk membantu individu agar dapat
menghargai kebutuhan, motivasi, dan potensinnya itu kearah pengembangannya yang
optimal, dan pemanfaatan yang sebesar-besarnnya bagi diri dan lingkungannya.
3.
Setiap
klien harus di terima sebagai individu dan harus ditangani secara individual.[8] Artinnya
bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam sendiri menerapkan berbagai
asas-asas dalam bimbingan konseling yaitu, asas kerahasiaan dan asas
kesukarelaan.[9]
b.
Orentasi perkembangan.
Ketika membahas fungsi-fungsi bimbingan dan konseling telah
dikemukakan salah satu fungsi tersebut adalah fungsi pemeliharaan dan
pengembangan. Orientasi perkembangan dalam bimbingan dan konseling lebih
menekankan lagi pentingnya peranan perkembangan yang terjadi dan hendaknya yang
diterjadikan pada diri individu. Bimbingan dan konseling memusatkan
perhatiannya pada keseluruhan proses perkembangan itu.
c.
Orentasi permasalahan.
Hidup dan berkembang itu mengandung resiko. Perjalanan kehidupan
dan proses perkembangan sering kali tidak mulus, banyak mengalami hambatan dan
rintangan. Padahal tujuan umum bimbingan dan konseling ialah kebahagiaan.
Kewaspadaann terhadap timbulnya hambatan dan rintangan itulah yang melahirkan
konsep orientasi masalah dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
Dalam kaitanya fungsi-fungsi bimbingan dan konseling yang telah di
bicarakan, orientasi masalah secara langsung bersangkut-paut dengan fungsi
pencegahan dan pengentasan. fungsi pencegahan menghendaki agar individu dapat
terhindar dari masalah-masalah yang mungkin membebani dirinya, sedangkan fungsi
pengentasan menginginkan agar individu yang sudah terlanjur mengalami masalah
dapat terentaskan masalahnya.
D.
Program bimbingan konseling dalam lembaga pendidikan islam.
Sekolah/ madrasah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara
kusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam
kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan
bimbingan dan konseling memiliki kedudukan dan peranan yang khusus. Adapun
program-program bimbingan konseling di sekolah/ madrasah yaitu:
1.
Jenis Program
a.
Program
tahunan, yaitu program pelayanan konseling selama satu tahun untuk
masing-masing kelas di sekolah atau madrasah.
b.
Program
semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selam
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
c.
Program
bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
d.
Program
mingguan, yaitu program layanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
e.
Program
harian, yaitu program pelayanan konseling konseling yang dilaksanakan pada
hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan dalam bentuk satuan layanan dan atau satuan kegiantan
pendukung kegiatan konseling.
2.
Penyusunan Program
a.
Program
pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan pesrta didik.
b.
Substansi
program pelayanan konseling meliputi jenis layanan dan kegiatan pendukung,
format kegatan, sasaran pelayanan, dan volume atau beban tugas konselor.
3.
Perencanaan kegiatan
a.
Perencanaan
kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan
ke dalam program semesteran, bulanan, serta mingguan.
b.
Perencanaan
kegiatan pelayanan bimbingan konseling harian yang merupakan jabaran dari
program mingguan yang memuat:
1.
Sasaran
layanan.
2.
Substansi
layanan.
3.
Jenis
layanan, serta alat bantu yang digunakan.
4.
Pelaksana
layanan dan pihak-pihak yang terlibat
5.
Waktu
dan tempat.
c.
Rencana
kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi:
Kegiatan
di dalam kelas dan diluar kelas.
d.
Satu
kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot 2 jam
pembelajaran.
e.
Volume
keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen
dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.
4.
Pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling.
Di
dalam jam pembelajaran lembaga pendidikan islam:
a.
Kegiatan
tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelanggarakan layanan
informasi penempatan dan penyaluran, serta kegiatan lain yang dapat dilakukan
di dalam kelas.
b.
Volume
kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 jam per kelas perminggu dan dilaksanakan
secara terjadwal.
c.
Kegiatan
tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan
konsultaasi dan alih tangan kasus.
Di luar jam pembelajaran lembaga
pendidikan islam:
a.
Kegiatan
tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi konseling
perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok dan mediasi serta kegiatan
lainnya dapat dilaksanakan di luar kelas.
b.
Satu
kali kegiatan layanan atau pendukung konseling diluar jam pembelajaran dengan 2
jam pembelajaran tatap muka di luar kelas.
c.
Kegiatan
pelayanan konseling diluar jam pembelajaran maksimum 50% dari seluruh kegiatan
bimbingan konseling, di ketahui dan dilaporkan kepada pimpinan madrasah dalam
lembaga pendidikan islam.
d.
Kegiatan
pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program.
e.
Volume
dan waktu untuk melaksanakan kegiatan bimbingan konseling di dalam kelas dan di
luar kelas setiap minggu di atur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan
madrasah.[10]
Program-program
demikian harus se-arah dengan tujuan pendidikan/ pembelajaran di dalam maupun
luar kelas dan dilakukan secara berkelanjutan. Di samping itu bimbingan dan
konseling harus melihat karakteristi lembaga pendidikan yang menjadi tempat
jalannya bimbingan dan konseling tersebut, berorentasi kepada peserta didik.
Agar program-program bimbingan dan konseling berhasil dalam lembaga pendidikan
islam maupun umum.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bimbingan
dan konseling adalah usaha membantu klien dalam memecahkan masalah secara
berkrlanjutan dan dilakukan dengan wawancara kepada individu atau kelompok
dimaksud agar klien dapat mencari jalan keluar dan dapat mengembangkan potensi
dirinya agar berguna bagi nusa dan bangsa. fungsi pemahaman.
Dan bimbingan konseling berfungsi yaitu: fasilitasi, Penyesuaian, penyaluran,
adaptaasi, pencegahan/ prefentif, perbaikan, penyembuhan, pemeliharaan, pengembangan
dalam lembaga pendidikan islam, bimbingan konseling berorentasi pada
perseorangan, pengembangan, dan permasalahan. Selain demikian dalam lembaga
pendidikan islam, bimbingan konseling memiliki program yaitu: program tahunan,
program semester, program bulanan, program mingguan dan program harian. Semua
dimaksud agar pembelajaran di dalam lembaga mencapai tujuan yang diinginkan
oleh pihak- pihak yang bersangkutan.
Saran.
Munculnya
makalah ini bukan berarti akhir dari pengetahuan mengenai bimbingan konseling dalam
lembaga pendidikan, namu di luar ini masih banyak sumber yang lebih autentik
untuk mengetahui bimbingan dan konseling dalam lembaga pendidikan islam. Kritik
dan saran selalu di harap demi sempurnannya makalah ini. Semoga dengan hadirnya
makalah ini memberikan pengetahuan terhadap kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Febrini, Deni, Bimbingan Konseling, Yogyakarta: Teras, 2011.
Sutirna, bimbingan Dan Konseling, Yogyakarta: CV Andi Offset,2013.
A., Hellen, Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Sutoyo, Anwar, Bimbingan Dan Konseling Islami, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.
Prayitno Dan Amti, Erman, Dasar Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.
[1]
Hellen A., Bimbingan Dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), 9.
[2]
Deni Febrini, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), 9.
[3]
Deni febrini, bimbingan konseling,…10.
[4]
Hellen A., Bimbingan Dan Konseling,….54.
[5]
Anwar Sutoyo, Bimbingan Dan Konseling Islami, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2014), 214.
[6]
Deni Febrini, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Teras, 2011), 14.
[7]
Sutirna, Bimbingan Dan Konseling, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2013),
21-23.
[8]
Prayitno dan Erman Amti, Dasar Dasar Bimbingan Dan Konseling,(Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2004), 234-235.
[9]
Deni Febrini, Bimbingan Konseling,..43-44.
[10]
Deni Febrini, Bimbingan Konseling,..109-113.